SURABAYA, kanalsembilan.net - Penyediaan akses sanitasi aman telah menjadi prioritas bersama. Apalagi sanitasi aman ini termasuk ke dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) Tujuan 6, yakni air bersih dan sanitasi layak yang berkelanjutan bagi semua.
Direktur perumahan dan permukiman Kementerian PPN/Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti mengatakan Jawa Timur saat ini untuk capaian akses sanitasi layaknya sebesar 80,98% pada tahun 2020, lebih tinggi dari nasional yang 79,53%, dan ditargetkan pada tahun 2024 nanti Jawa Timur bisa mencapai angka 95%.
Hal ini diungkapkan wanita yang akrab dipanggil Virgi itu dalam Webinar Sosialisasi Kajian Kapasitas dan Kondisi Pendukung (Enabling Environmental) Pencapaian Target Sanitasi Aman Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur pada Rabu (22/9/2021).
Webinar ini merupakan hasil kerja sama antara Badan kerjasama dan Manajemen dan Pengembangan Universitas Airlangga (BKMP Unair), UNICEF kantor perwakilan Surabaya dan BAPPEDA Provinsi Jawa Timur. Diikuti oleh Bappeda Kabupaten/kota, dan Sanitarian.
Lebih lanjut Virgi menjelaskan, jika melihat capaian terkait buang air besar sembarangan (BABS) di tempat terbuka, Jawa Timur masih sebesar 7,91% tahun 2020, lebih tinggi dari nasional 6,19%, ditargetkan pada 2024 nanti menjadi 0%.
Sementara capaian akses sanitasi aman Jawa Timur pada 2020 sebesar 7,22%, dan ditargetkan pada 2024 nanti akses sanitasi aman di Jatim bisa menjadi 20%.
"Jawa Timur telah memberikan konfirmasi targetnya 2024, saatnya kita tunjukkan bisa mencapai itu, " Ujar Virgi.
Untuk mencapai target itu, Jawa Timur telah berkomitmen sudah melakukan distribusi target akses sanitasi aman kabupaten/kota. Dari distribusi target akses sanitasi aman itu, target terbesar berada di kota Mojokerto dari capaian 27,74 % di tahun 2020 menjadi 69,34% di tahun 2024 nanti, kemudian disusul Kota Blitar dari capaian 25,57% di tahun 2020 menjadi 63,93% tahun 2024, kemudian Kota Batu dari 26,88% pada tahun 2020 menjadi 54,34% di tahun 2024, lalu Kota Madiun dari 27,17% tahun 2020 menjadi 53,77% di tahun 2024, dan kota Pasuruan dari capaian 16,19% tahun 2020 menjadi 40,49% di tahun 2024 nanti.
Virgi berpesan, untuk menuju target yang ada, jangan fokus pada infrastruktur semata, namun hal lainnya perlu dikerjakan. Sebab tak jarang infrastruktur yang sudah terbangun namun kenyataannya tidak dimanfaatkan dengan baik.
Virgi juga mengatakan, jika Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang mendapat dukungan program WASH oleh UNICEF hingga 2025. Sehingga bisa mempercepat program programnya untuk menuju sanitasi aman, 0% BABS di tempat terbuka, dan Air minum yang dikelola aman.
Muhammad Afrianto Kurniawan dari UNICEF kantor perwakilan Surabaya mengatakan, akselerasi pencapaian target sanitasi aman perlu di dukung kapasitas serta lingkungan yang memungkinkan, termasuk didalamnya kebijakan, pembiayaan, lembaga dan fungsi utama lainnya dari masing-masing pemerintah kab/kota. Jawa Timur sendiri di harapkan berkontribusi banyak dan menjadi model untuk provinsi lain dalam upaya-upaya pencapaian sanitasi aman.
Afrianto menjelaskan, untuk menuju sanitasi aman diperlukan pengelolaan air limbah domestik. Dari studi yang dilakukan, sumber pencemaran berasal dari sanitasi yang kurang baik, salah satunya dari Tangki septik. Sebab sebagian besar tangki septik milik masyarakat belum berstandar baik, di antaranya tidak kedap dan tidak pernah disedot. Padahal tangki septik ini perlu disedot secara berkala setidaknya 5 tahun sekali agar tidak mempengaruhi lingkungan dan sumber air. Kesadaran masyarakat untuk melakukan penyedotan rutin ini juga masih rendah.
Memang ada tantangan tersendiri bagi masyarakat untuk menuju sanitasi aman, seperti penyediaan sarana ke SPALD-T, atau Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), kemudian kurangnya fasilitas layanan berkelanjutan penyedotan tinja dan juga pengelolaannya.
Diperlukan kerjasama pemerintah dan masyarakat untuk mengelola limbah domestik ini. Sehingga bisa memutus sumber pencemaran limbah domestik ke sumber air untuk terciptanya sanitasi aman. Jib