Kisah Khalid bin Walid Yang Punya 70 Sayatan Pedang dan Meninggal di Tempat Tidur

Kisah Khalid bin Walid Yang Punya 70 Sayatan Pedang dan Meninggal di Tempat Tidur Foto: Ilustrasi.

Khalid bin Walid ra adalah sahabat Nabi SAW . Panglima perang Islam berjuluk Saifullah Almaslul (pedang Allah yang terhunus) sudah ratusan kali turun dalam pertempuran. Konon tubuhnya memiliki 70 sayatan lebih. Toh begitu, ia tidak syahid di medan perang. Khalid bin Walid meninggal secara wajar: di tempat tidur. Khalid bin Walid wafat pada 21 Hijriyah.

“Aku telah mengikuti perang ini dan itu, sampai-sampai pada tubuhku tidak ada tempat sejengkal pun melainkan terdapat bekas sayatan pedang, tusukan tombak, dan luka akibat terkena panah. Kini aku akan meninggal di atas tempat tidurku secara wajar, sebagaimana matinya seekor unta. Maka dari itu, mata para pengecut tidak akan terpejam,” ujar Khalid bin Walid menjelang wafatnya.

Pernyataan Khalid bin Walid ini dinukil Buku berjudul Inilah Faktanya karya Utsman bin Muhammad al-Khamis.

Khalid bin Walid sebagaimana dinukilkan dari kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah, juga pernah menyatakan, “Malam saat aku dihadiahi seorang pengantin atau malam ketika aku mendengar kabar gembira dengan lahirnya seorang anakku, semua tidak lebih aku sukai dibanding tatkala berada di tengah pasukan Muhajirin pada malam yang dingin sedingin es, demi menunggu saat-saat untuk menyerang musuh esok paginya.”

Kebal Racun

Khalid bin Walid merupakan panglima perang yang ahli dalam strategi militer. Di bawah kepemimpinan militernya jazirah Arab bersatu dalam dalam kekhalifahan.

Selama memimpin pasukan muslim, Khalid telah ikut lebih dari 100 pertempuran melawan kekaisaran Byzantium dan selalu menang. Khalid bin Walid adalah orang paling gigih dalam berperang. Banyak ancaman yang ia hadapi. Selain banyaknya bekas luka di tubuhnya, Khalid bin Walid juga tak mempan diracun.

Alkisah, suatu hari, Khalid bin Walid singgah di suatu kampung. Orang-orang memperingatkannya, “Waspadalah terhadap racun, jangan minum suguhan orang-orang asing!” Namun Khalid menjawab, “Berikan racun itu kepadaku!”

Kemudian beliau mengambil minuman beracun itu, lalu meneguknya sambil membaca “basmalah”, dan tidak terjadi sesuatu pun yang membahayakannya. (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la, Al-Baihaqi, dan Abu Na’im dari Abu Safar)

Dalam riwayat lain diceritakan bahwa pada masa kekhalifahan Abu Bakar ra, Khalid bin Walid pergi ke satu kampung. Penduduk kampung itu menyuruh Abdul Masih menyambut Khalid dengan membawa minuman yang mengandung racun ganas.

Khalid berkata kepada Abdul Masih, “Berikan minuman itu!” Ketika ia istirahat, Khalid mengambil minuman beracun itu lalu berdoa, “Dengan menyebut nama Allah, Tuhan langit dan bumi. Dengan menyebut nama Allah yang tidak akan mencelakakan hamba-Nya, karena nama-Nya mengandung obat”.

Kemudian Khalid meneguk minuman beracun itu. Abdul Masih kembali ke kaumnya seraya berkata, “Hai kaumku, ia telah minum racun ganas itu, tetapi ia tidak apa-apa”. Akhirnya kaum itu berdamai dengan orang-orang muslim. (Dikisahkan oleh Al-Kalbi).

Diceritakan juga bahwa ada seorang laki-laki mendatangi Khalid dengan membawa geriba (tempat air dari kulit unta) berisi arak. Khalid lalu berdoa, “Ya Allah jadikanlah arak ini madu”. Lalu arak itu berubah menjadi madu.

Dalam versi lain diceritakan bahwa ada seorang laki-laki melewati Khalid dengan membawa geriba berisi arak. Khalid bertanya kepadanya, “Apa ini?” Ia menjawab, “Cuka”. Kemudian Khalid berdoa, “Ya Allah, jadikan isi geribah ini cuka”. Lalu orang-orang melihat geribah itu berisi cuka, padahal sebelumnya arak. (Riwayat Ibnu Abi Dunya dari Khaitsamah)

Riwayat lainnya menceritakan, Khalid bin Walid mendapat laporan bahwa ada angggota pasukannya yang minum arak. Maka Khalid menginspeksi pasukannya, dan ia menemukan seseorang membawa geriba berisi arak. Khalid bertanya, “Apa ini?” Laki-laki itu menjawab, “Cuka”. Khalid berdoa, “Ya Allah, jadikanlah geriba itu berisi cuka”. Laki-laki itu membuka geriba, dan ternyata isinya telah berubah menjadi cuka, ia lalu berujar, “Ini berkat doa Khalid”. (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dari Maharib bin Datstsar)

Khalid bin Walid sebagai panglima perang menginginkan mati syahid di medan pertempuran. Allah berkehendak lain. Belian diwafatkan di tempat tidur.

(hajinews.id).