Harga Jual Produk Kertas Mengalami Penurunan 18,5 Persen, Suparma Optimis Tahun Depan Lebih Baik

Harga Jual Produk Kertas Mengalami Penurunan 18,5 Persen, Suparma Optimis Tahun Depan Lebih Baik

SURABAYA, kanalsembilan.net - PT Suparma Tbk mencatatkan penurunan harga jual produk kertasnya sebesar 18,5%. Meski demikian, Suparma menargetkan pendapatan tahun depan sebesar Rp3 T, tumbuh 15% dari estimasi pencapaian 2023 senilai Rp2,6 T.
 
Direktur PT Suparma Tbk, Hendro Luhur dalam RUPS PT Suparma Tbk yang digelar hybrid pada Senin (20/11/2023) mengatakan, kondisi penurunan ini juga terjadi di hampir semua emiten kertas yang listing di Bursa Efek Indonesia, produk kertas/ pulp mengalami penurunan,  kondisinya memang pasarnya baik pasar global maupun pasar dalam negeri semua mengalami penurunan, dan sebagian besar penurunannya akibat harga jual yang mengalami penurunan.
 
 "Kalau kita bandingkan di Suparma sendiri mengalami penurunan sekitar 41% IPS dari 78 jadi 46, bapak ibu bisa lihat di laporan keuangan kita yang dipublikasikan di bulan Oktober bulan lalu, Suparma sendiri mengalami penurunan IPS dari 78 menjadi 46, turun 41%, perbandingannya adalah 9 bulan tahun 2022 kita bandingkan ips-nya turun 41, tetapi ternyata faktanya bahwa penurunan 41% ini dengan IPS IPS emiten lain yang mengalami penurunan, ternyata penurunan Suparma sebesar 41% ini yang paling rendah, emiten mengalami kerugian yang lain penurunannya semua di atas 41% ada yang lebih dari 100%," jelas Hendro.
 
Hendro menjelaskan, Produk yang mengalami penurunan itu diantaranya produk duplek, harga jual rata-rata di pasar lokal itu mengalami penurunan 33%, pasar ekspor mengalami penurunan 39,6%. 
"Jadi penurunan harga jual rata-rata selama 9 bulan periode 2003 dibandingkan 9 bulan periode 2022 ini adalah produk komoditas ini, kita menjual duplek tanpa merek, penurunannya cukup signifikan paling besar di antara produk-produk lain, 33% untuk pasar dalam negeri dan 39,6%  untuk pasar ekspor," terangnya.
 
Hendro menjelaskan, produk duplek Suparma dibuat dengan tanpa brand/merek. Karena ini produk komofitas, Sehingga harganya itu menjadi suatu hal yang tidak bisa dikendalikan, berbeda dengan produk lain yang punya merk yang cukup kuat cap gajah, tisu juga punya merk kuat pleenty dan see u.
 
Sedangkan untuk produk lain, penurunannya seperti kraft kertas  bungkus coklat sekitar 24% untuk pasar dalam negeri dan pasar export turun 9,3%. Pangsa pasarnya memang low end, daya beli lagi tidak baik, sehingga sangat sensitif dengan harga. Sedangkan kertas tisu harga mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan, sekitar 5%.
 
Dari kombinasi tiga produk ini, lanjut Hendro, maka yang terjadi harga jual rata-rata seluruh produk mengalami penurunan 18,5%.
 
Sekadar tahu, dalam publik expost PT Suparma Tbk, mencatatkan penjualan bersih Perseroan selama periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2023 mengalami penurunan sebesar 17,2% dibandingkan dengan penjualan bersih pada periode yang sama pada tahun 2022. Penurunan penjualan bersih tersebut disebabkan oleh penurunan harga jual rata- rata produk sebesar 18,5%. Pencapaian ini setara dengan 75,1% dari target penjualan bersih Perseroan yang sebesar Rp 2.600 miliar.
 
Sedangkan untuk pencapaian penjualan bersih selama periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2023 adalah sebesar Rp 2.177 miliar dimana pencapaian ini setara dengan 83,7% dari target penjualan tahun 2023.
 
Kuantitas penjualan kertas Perseroan mengalami peningkatan 2,0%, dari semula sebesar 153.992 MT menjadi 156.995 MT. Pencapaian ini setara dengan 74,8% dari target kuantitas penjualan kertas Perseroan yang sebesar 210.000 MT.
 
Sedangkan pencapaian kuantitas penjualan kertas selama periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2023 adalah sebesar 177.546 MT atau setara dengan 84,5% dari target kuantitas penjualan kertas tahun 2023.
 
Hasil produksi kertas Perseroan mengalami penurunan sebesar 1,6% dari semula sebesar 165.960 MT menjadi 163.248 MT atau setara dengan 74,2% dari target produksi kertas tahun 2023 yang sebesar 220.000 MT, dengan target tingkat utilisasi sebesar 71,9%.
 
Sedangkan pencapaian produksi kertas selama periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2023 adalah sebesar 181.907 MT atau setara dengan 82,7% dari target produksi kertas tahun 2023. Jib