Di Antara Bukti-Bukti Adanya ari Kebangkitan

Di Antara Bukti-Bukti Adanya ari Kebangkitan

QS. AL-HAJJ’/22: 05-07
 AL QUR’AN JUZ 17
 ”DI ANTARA BUKTI-BUKTI ADANYA HARI KEBANGKITAN”

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i/Sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Yuk kita lanjutkan Tafsir Ayat  berikutnya tentang,,,,????????

DI ANTARA BUKTI-BUKTI ADANYA HARI KEBANGKITAN

 ((أَيُّهَا النَّاسُ إِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِن مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْ ۚ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ۖ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِن بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا ۚ وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنبَتَتْ مِن كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (5) ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّهُ يُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَأَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (6) وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَن فِي الْقُبُورِ (7))) [الحج : 5-7]

Terjemah
(5) Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah. (6) Yang demikian itu karena sungguh, Allah, Dialah yang hak dan sungguh, Dialah yang menghidupkan segala yang telah mati, dan sungguh, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (7) Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.

Kosakata:
1. Mudgatan Mukhallaqatan مُّضْغَةً مُّخَلَّقَةٍ (al-Hajj/22: 5 )
     Kata mudgatan secara bahasa terambil dari akar kata madaga – yamdagu – madgan, yang berarti memamah, atau mengunyah makanan. Mudgatan berarti sepotong daging, atau sesuatu yang kadarnya  kecil sehingga dapat dikunyah. Menurut embriology mudgatan berarti segumpal sel.
     Kata mukhallaqatan terambil dari kata khalaqa – yakhluqu – khalqan, yang berati menciptakan, atau menjadikan. Patron kata  yang  digunakan dalam ayat ini mengandung makna pengulangan. Dengan demikian penyifatan mudgah dengan kata mukhallaqah mengisyaratkan, bahwa sekerat daging, atau sekerat sel itu mengalami penciptaan berulang-ulang kali dalam berbagai bentuk, sehingga pada akhirnya mengambil bentuk manusia (bayi) yang sempurna semua organnya dan tinggal menanti masa kelahirannya.
2. Arzalil-‘umur أَرْذَلِ الْعُمُرِ
(al-Hajj/22: 5 )
     Kata arzal terambil dari kata razala/razula – yarzulu – razalatan, yang berarti buruk, keji, jahat atau sesuatu yang hina atau rendah nilainya. Kata al-‘umuri terambil dari ‘amira – ya‘muru – ‘amran, yang berarti berumur panjang. Kata al-‘umuri berarti umur atau usia.
     Dengan demikian, maka kata arzalil-‘umur dalam ayat di atas maksudnya adalah usia yang sangat tua yang menjadikan seseorang tidak  memiliki produktifitas karena daya fisik dan ingatannya telah sangat berkurang.
3. Zaujim Bahij  زَوْجٍ بَهِيجٍ
(al-Hajj/22: 5 )
     Kata zauj adalah bentuk masdar (kata jadian), dari  zāja–yazuju– zaujan, yang berarti menghasut, menaburkan benih perselisihan, mengadu domba. Kata zauj juga berarti suami atau istri. Dalam ilmu faraid kata zauj berarti suami, ditambah ta' marbutah (ة) menjadi zaujah berarti istri. Kata zaujah juga menunjuk pada aneka tumbuhan, atau pasangan, dalam arti  Allah ta’ala menciptakan pasangan-pasangan bagi tumbuh-tumbuhan yang dengan pasangannya dia dapat berkembang biak. Inilah arti yang dikehendaki oleh ayat ini.
     Kata bahij dalam bentuk sifah musyabbahah bi ismi al-fā‘il, yang berarti gembira, yang bagus, cantik, indah. Kata bahij dari bahaja–yabhaju–bahjan, yang berarti gembira, bagus, cantik, indah. Jadi kata zauj bahij dalam ayat di atas berarti pasangan/tumbuhan yang indah.

Munasabah
     Pada ayat-ayat yang lalu dijelaskan bahwa pada hari Kiamat terjadi peristiwa yang amat dahsyat dan menakutkan tetapi tetap saja banyak manusia yang mengingkari keesaan dan kekuasan Allah, mengingkari adanya hari Kiamat dan hari kebangkitan. Pada ayat ini diterangkan beberapa petunjuk tentang adanya hari kebangkitan, yaitu dengan mengemukakan proses kejadian manusia, mulai dari tiada dan akhirnya menjadi tiada kembali. Dan juga mengemukakan keadaan bumi yang semula tandus, kemudian ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan, setelah disirami air hujan.

???? Tafsir
     (5) Pada ayat ini Allah menentang orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari Kiamat dan hari kebangkitan. Seandainya mereka tetap tidak mempercayainya hendaklah mereka mengemukakan alasan-alasan dan bukti-bukti yang dapat menguatkan pendapat mereka itu. Tetapi mereka tidak dapat mengemukakannya. Karena itu Allah memberikan contoh diri mereka sendiri, yaitu mulai dari sperma-ovum, kemudian menjadi zygat, ‘alaqah, janin, kemudian lahir menjadi besar dan kemudian mati, bila menciptakan dari tiada Allah mampu, tentu saja mengulang penciptaan manusia kembali adalah lebih mudah dari penciptaan pertama kali.
     Orang yang tidak percaya akan adanya hari kebangkitan menganggap kebangkitan itu merupakan suatu kejadian yang mustahil terjadi. Dalam pandangan mereka tidak mungkin tulang belulang yang telah lapuk berserakan, dan daging-daging yang telah hancur luluh menjadi tanah akan kembali bersatu dalam bentuk seperti semula. Kesanggupan dan kekuasaan Allah mereka ukur sama dengan kesanggupan dan kekuasaan mereka sendiri. Jika mereka merasa tidak sanggup melakukan sesuatu pekerjaan, tentu Allah tidak pula akan sanggup melakukannya. Mereka yang tidak percaya itu semata-mata karena keingkaran saja, karena dikuasai hawa nafsu dan godaan setan, sedangkan hati dan akal pikiran mereka sebenarnya mengakuinya. Mereka khawatir kedudukan dan pangkat mereka akan terancam jika mereka mengikuti kepercayaan dan agama yang dibawa oleh Muhammad ﷺ. Karena itu mereka membantah Allah tanpa berdasar ilmu pengetahuan yang benar.
     Pada ayat ini Allah mengemukakan petunjuk tentang adanya hari kebangkitan dengan mengemukakan dua macam alasan. Pertama ialah berhubungan dengan proses kejadian manusia dan yang kedua berhubungan dengan proses kehidupan dan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan.
     Proses kejadian manusia di dalam rahim ibunya dan kehidupannya dari lahir sampai mati sebagai berikut:
1. Allah telah menciptakan manusia pertama, yaitu Adam alaihis salam, dari tanah. Kemudian dari Adam diciptakan istrinya Hawa, dan dari kedua makhluk itu berkembangbiaklah manusia melalui proses yang cukup panjang. Dapat pula berarti bahwa manusia diciptakan Allah melalui pembuahan ovum oleh sperma di dalam rahim perempuan. Kedua sel itu berasal dari darah, darah berasal dari makanan yang dimakan manusia, dan makanan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan dan ada yang berasal dari binatang ternak atau hewan-hewan yang lain. Semuanya itu berasal dari tanah sekalipun telah melalui beberapa proses. Karena itu tidaklah salah jika dikatakan bahwa manusia itu berasal dari tanah.
2. Dalam ayat ini disebutkan bahwa manusia itu berasal dari nutfah. Yang dimaksud dengan nutfah ialah zygat, yaitu ovum yang sudah dibuahi oleh sperma.
3. ‘Alaqah, yaitu zygat yang sudah menempel di rahim perempuan.
4. Mudgah, yaitu ‘alaqah yang telah berbentuk kumpulan sel-sel daging, sebesar yang dikunyah. (_mudgah_ artinya mengunyah). Mudgah itu ada yang tumbuh sempurna, tidak cacat dan ada pula yang tumbuh tidak sempurna dan cacat. Kejadian sempurna dan tidak sempurna inilah yang menimbulkan kesempurnan fisik manusia, cacat atau keguguran. Proses kejadian nutfah menjadi ‘alaqah adalah empat puluh hari, dari ‘alaqah menjadi mudgah” juga empat puluh hari. Kemudian setelah lewat empat puluh hari itu, Allah, meniupkan roh, menetapkan rezeki, amal, bahagia dan sengsara, menetapkan ajal dan sebagainya, sebagaimana tersebut dalam hadis:

‎اِنَّ اَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِى بَطْنِ اُمِّهِ اَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذٰلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذٰٰلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ اْلمَلَكُ فَيُنْفَخُ فِيْهِ الرُّوْحُ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَعَمَلِهِ وَاَجَلِهِ وَشَقِيٌّ اَوْ سَعِيْدٌ. (رواه البخاري ومسلم عن ابن مسعود)
 
Sesungguhnya penciptaan seseorang di antara kamu disatukan dalam perut ibunya selama 40 malam dalam bentuk nutfah, kemudian menjadi ‘alaqah selama itu pula lalu menjadi mudgah selama itu pula. Kemudian Allah mengutus malaikat, lalu meniupkan roh ke dalamnya, maka (malaikat itu) diperintahkan menulis empat kalimat, yaitu menuliskan rezekinya, amalnya, ajalnya, bahagia atau sengsara. (Riwayat al-Bukhāri dan Muslim dari Ibnu Mas‘ud)
     Dalam hadis yang lain diterangkan:

‎يَدْخُلُ الْمَلَكُ عَلَى النُّطْفَةِ بَعْدَ مَا تَسْتَقِرُّ فِى الرَّحْمِ بِأَرْبَعِيْنَ اَوْخَمْسَةٍ وَاَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً فَيَقُوْلُ يَارَبِّ, أَشَقِيٌّ اَوْ سَعِيْدٌ فَيُكْتَبَانِ فَيَقُوْلُ يَارَبِّ, أَذَكَرٌ اَوْ أُنْثَى فَيُكْتَبَانِ وَيُكْتَبُ عَمَلُهُ وَأَثَرُهُ وَاَجَلُهُ وَرِزْقُهُ ثُمَّ تُطْوَى الصُّحُفُ فَلاَيُزَادُ فِيْهَا وَلاَيُنْقَصُ. (رواه ابن ابى حاتم ومسلم)
 
Bersabda Rasulullah ﷺ, “Malaikat mendatangi nutfah setelah menetap di dalam rahim 40 atau 45 hari, maka ia berkata, “Wahai Tuhanku: Burukkah atau untungkah?” (Lalu Allah memfirmankan buruk atau baiknya), maka ditulislah keduanya (yakni buruk atau baiknya). Maka Malaikat    berkata    pula,    “Wahai    Tuhanku    laki-lakikah dia atau perempuan?” (Lalu Allah memfirmankan tentang laki-lakikah dia atau perempuan), maka ditulislah keduanya (yakni laki-laki atau perempuan), dan ditulislah kerja, peninggalan, ajal dan rezekinya. Kemudian ditutuplah lembaran-lembaran itu, maka apa yang telah dituliskan di dalamnya tidak dapat ditambah atau dikurangi lagi. (Riwayat Ibnu Abi Hātim dan Muslim)

     Allah menetapkan proses kejadian yang demikian, yaitu membiarkan     nutfah, ‘alaqah, mudgah sampai berbentuk janin yang sempurna dalam waktu yang ditentukan itu, adalah untuk menerangkan kepada manusia tanda-tanda kekuasaan, kebesaran dan kekokohan aturan-aturan yang dibuat-Nya, dan untuk menjadi bahan pemikiran bagi manusia, bahwa jika Allah kuasa menciptakan manusia pada kali yang pertama, tentulah Dia kuasa pula menciptakannya pada kali yang kedua, dan menciptakan sesuatu pada kali yang kedua itu biasanya lebih mudah dari menciptakannya pada kali yang pertama. Membangkitkan manusia dari kubur pada hakikatnya adalah menciptakan manusia pada kali yang kedua. Tentu hal itu sangat mudah bagi Allah. Bahkan jika Allah menghendaki kejadian sesuatu tidak melalui proses yang demikian, tidaklah sukar bagi Allah. Karena jika Dia menghendaki adanya sesuatu, cukuplah Dia mengatakan kepadanya, “Jadilah.” Maka terwujud sesuatu itu.
     Sebagaimana firman-Nya:

‏‎((اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ))  
 
Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, ”Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. (Yāsin/36: 82)

5. Kemudian janin itu dikandung ibunya selama waktu yang ditentukan Allah. Masa kandungan normal adalah sembilan bulan lebih sepuluh hari. Sekurang-kurangnya usia kandungan adalah enam bulan, sebagaimana dipahami dari ayat bahwa lama mengandung dan menyusui itu tiga puluh bulan, sedangkan lama menyusui saja dua tahun atau dua puluh empat bulan.
6. Selanjutnya datanglah waktu kelahiran. Bayi dari hari ke hari tumbuh menjadi kanak-kanak.
7. Kanak-kanak terus tumbuh menjadi dewasa sampai kondisi sempurna, baik jasmani maupun rohani.
8. Di antara manusia ada yang meninggal sebelum kondisi ideal itu. Tetapi ada manusia yang baru meninggal setelah usia lanjut sampai pikun sehingga tidak dapat mengingat apa-apa lagi.
     Proses perkembangan manusia dari kondisi lemah menjadi kuat dari kondisi kuat menjadi lemah kembali atau sejak lahir, menjadi dewasa dan menjadi tua dilukiskan dalam firman Allah:

(( اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ))
 
Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa. (ar-Rum/30: 54)

     Selanjutnya setelah manusia meninggal, kehidupan tidaklah berakhir. Tetapi mereka akan dibangkitkan kembali untuk diperiksa amal perbuatan mereka. Kemudian mereka akan diberi balasan atau ganjaran. Allah berfirman:

‏((‎ثُمَّ اِنَّكُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ لَمَيِّتُوْنَ ۗ  ١٥  ثُمَّ اِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ تُبْعَثُوْنَ  ١٦))  

Kemudian setelah itu, sesungguhnya kamu pasti mati. Kemudian, sesungguhnya kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat. (al-Mu’minun/23: 15-16)

     Kemudian Allah mengemukakan petunjuk adanya hari Kiamat dan hari kebangkitan, selain yang telah dikemukakan di atas dengan memberikan contoh kehidupan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di permukaan bumi. Perhatikanlah bumi yang tandus dan kering, tiada ditumbuhi tumbuh-tumbuhan apa pun. Kemudian turunlah hujan membasahi permukaan bumi itu. Maka permukaan bumi itu mulai gembur dan subur lalu mulai ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan. Semakin lama tumbuh-tumbuhan itu semakin besar, bahkan daun-daunnya telah menutupi permukaan bumi yang semulanya tandus, dengan warna-warni yang beraneka ragam ada yang hijau, ada yang keputih-putihan, ada yang merah dan sebagainya. Perpaduan warna-warni daun-daunan itu sangat indah dan menakjubkan dan semakin indah oleh warna-warni bunga-bungaan yang bermacam corak warnanya. Maka permukaan bumi yang dahulunya tandus telah berubah menjadi hamparan pohon-pohon dan tanaman-tanaman yang beraneka ragam warnanya.
     Setelah sampai masanya bunga-bunga itu berubah menjadi putik-putik yang berangsur-angsur besar pula, sampai menjadi buah. Pada saat buah telah masak siap untuk dipetik, maka berdatanganlah manusia yang akan memetiknya. Buah-buahan itu merupakan rezeki yang halal bagi manusia, baik untuk dimakannya maupun untuk dijadikan keperluan yang lain yang bermanfaat baginya. Setelah itu datang lagi musim kemarau, bumi kembali menjadi kering dan tandus seperti sediakala.
     Demikianlah keadaan bumi itu, yang berubah keadaannya setiap pergantian musim, dari mati dan tandus menjadi hidup dan subur ketika disirami hujan, menghasilkan buah yang bermanfaat bagi manusia, kemudian tumbuh-tumbuhan itu mati pada musim panas dan kering untuk dihidupkan kembali pada musim hujan. Manusia yang berpikir, tentulah akan memikirkan proses hidup dan kematian bumi dan segala yang ada di permukaannya itu. Pikirannya tentu akan sampai kepada Zat yang menentukan kehidupan dan kematian itu. Manusia yang beriman dan berpikir, tentulah baginya semua proses kejadian itu menambah kuat imannya kepada kekuasaan dan keesaan Tuhan, yang menghidupkan dan mematikan makhluk-makhluk-Nya, menurut yang dikehendaki-Nya. Jika Allah telah berbuat demikian, tentulah Dia mampu pula menciptakan dan membangkitkan manusia kembali di kemudian hari, karena mengulang penciptaan sesuatu kembali adalah lebih mudah dari menciptakannya buat pertama kalinya.
     (6-7) Setelah Allah mengemukakan proses perkembangan manusia dan tumbuh-tumbuhan itu pada ayat-ayat yang lalu, maka pada ayat-ayat berikut ini disimpulkan lima hal:
1. Tuhan yang diterangkan pada ayat-ayat di atas adalah Tuhan yang sebenarnya, Tuhan Yang Mahakuasa, yang menentukan segala sesuatu. Tidak ada seorang pun yang sanggup menciptakan manusia dengan proses yang demikian itu, yaitu menciptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi mani, nutfah (zygat), sel-sel, mudgah, janin, kemudian lahir ke dunia, lalu menjadi dewasa, berketurunan, bertambah tua, akhirnya meninggal dunia menjadi makhluk yang mati kembali. Siapakah yang sanggup membuat proses kejadian manusia seperti itu. Siapakah yang sanggup merubah tanah yang mati dan tandus menjadi tanah yang subur serta ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam. Siapakah yang membuat ketentuan dan aturan-aturan yang demikian rapi dan teliti itu, selain dari Allah yang wajib disembah?
2. Dialah yang menghidupkan yang mati. Menghidupkan yang mati berarti memberi nyawa kepada yang mati itu, di samping memberi kelengkapan untuk kelangsungan hidup makhluk itu, baik kelangsungan hidup makhluk itu sendiri atau pun kelangsungan hidup jenisnya. Kemudian Dia mematikannya kembali. Zat yang dapat menghidupkan yang mati, kemudian mematikannya, tentu Zat itu sanggup pula menghidupkannya kembali pada hari Kebangkitan. Menghidupkan makhluk kembali itu adalah lebih mudah dari menciptakannya pada kali yang pertama.
3. Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia berbuat sesuatu menurut yang dikehendaki-Nya; tidak ada sesuatu pun yang dapat mengubah dan menghalangi kehendak-Nya itu.
4. Hari Kiamat yang dijanjikan itu pasti datang; tidak ada keraguan sedikit pun, agar orang-orang yang ingkar itu mengetahui.
5. Bahwa setelah kiamat manusia akan dihidupkan kembali untuk diperiksa amal-amalnya dan menerima balasan amal-amal itu.

Kesimpulan
1. Allah menciptakan manusia dari tanah. Hal ini dapat berarti, Allah langsung menciptakan manusia dari tanah, seperti menciptakan Adam alaihis salam, dan dapat pula berarti bahwa pada hakekatnya manusia itu diciptakan dari tanah, sebab setetes mani yang merupakan asal kejadian manusia itu berasal dari makanan yang bersumber dari tanah.
2. Proses kejadian manusia dimulai dari pembuahan sperma terhadap ovum, kemudian menjadi zygat, ‘alaqah, mudgah, janin. Kemudian Allah meniupkan roh ke dalam janin yang telah berbentuk manusia itu. Setelah sampai waktunya ia lahir, kemudian semakin besar, dewasa dan tua. Semuanya itu hendaknya dapat dijadikan pelajaran tentang adanya hari Kiamat dan adanya hari Kebangkitan.
3. Dapat pula dijadikan petunjuk tentang adanya hari kebangkitan itu ialah proses tumbuhnya tumbuh-tumbuhan di tanah yang kering dan tandus. Setelah disirami air hujan, bumi yang tandus itu dapat ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan, kemudian menjadi besar, berbuah dan mati kemudian hidup kembali.
4. IAdanya akhir kehidupan makhluk dari awal kejadian seperti manusia dan tumbuh-tumbuhan menjadi petunjuk tentang adanya hari Kebangkitan.
5. Berdasarkan kenyataan-kenyataan itu dapat ditegaskan bahwa:
a.    Hanya Allah yang berhak disembah.
b.    Hanya Allah yang berkuasa menghidup dan mematikan.
c.    Hanya Allah yang menguasai segala sesuatu.
d.    Hari Kiamat (kehancuran alam semesta) itu pasti terjadi.
e.    Hari Kebangkitan itu pasti terjadi.

InsyaaAllah besuk di lanjutkan ke QS Al-Hajj’/22: ayat 8-10 tentang    ”HUKUMAN TERHADAP ORANG YANG MENGINGKARI ALLAH”

 Sukseskan Gerakan:
1. Takbiratul Ihram Bersama Imam, Mminimal Tidak Masbuq.
2. "REBUTLAH" SHAF PERTAMA

وَاللّٰهُ يَقُوْلُ الْحَقْ وَهُوَ يَهْدِي السَّبِيْلَ

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 Dinukil oleh: Alfaqir ilallah Mangesti Waluyo Sedjati
(_Ketua KBIHU Baitul Izzah Sidoarjo_; Hp/WA: 0811.320.177)

 REFERENSI :
*1. Al-Qur’an Dan Tafsirnya (Edisi
yang Disempurnakan) Juz 17*,
Departemen Agama RI,
diterbitkan oleh: Penerbit Lentera
Abadi, Jakarta, Dicetak oleh:
Percetakan Ikrar Mandiriabadi,
Jakarta, 2010

???? Dukung terus dakwah kami dengan mengikuti Channel Pengajian Rutin Majelis Ilmu Baitul Izzah:

????️ YouTube :
https://bit.ly/3O2aJYJ
???? Tiktok
https://bit.ly/3Do0uce
???? WhatsApp
bit.ly/3PltwOn  &
bit.ly/3oJu311
???? Chanel Telegram
 bit.ly/3BVMR20

???? Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini, semoga bermanfaat. Jazakumullahu katsiran.

(gwa-pbi).