Salah satu cara para ulama memuliakan bulan Sya’ban adalah dengan memperbanyak membaca Al Qur’an.
Sebagaimana diketahui, kita memang dianjurkan membaca Al Qur’an dalam setiap waktu, tanpa dibatasi waktu-waktu tertentu.
Akan tetapi anjuran membaca Al Qur’an ini sangat ditekankan di waktu-waktu yang mulia dan diberkahi seperti bulan Sya’ban dan Ramadhan
Begitu pula di tempat-tempat mulia seperti di Mekkah dan Raudhah.
Beberapa sahabat Nabi ﷺ menamakan bulan Sya’ban sebagai bulan Al Qur’an
Misalnya sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.
Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah meriwayatkan sebuah atsar dari Anas bin Malik yang menceritakan kesibukan para sahabat Nabi ﷺ ketika memasuki bulan Sya’ban
Salah satu aktivitas para sahabat tersebut adalah membaca Al Qur’an
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bercerita,
“Kaum muslim ketika telah memasuki bulan Sya’bun, mereka mengambil mushaf-mushafnya kemudian membacanya. Mereka juga mengeluarkan zakat hartanya agar dapat membantu menguatkan orang fakir dan miskin untuk turut serta menunaikan puasa di bulan Ramadhan”
Dalam kitab Ma Dza Fi Sya’ban disebutkan, ‘Amr bin Qais al-Mala’i rahimahullah menutup tokonya pada bulan Sya’ban demi mengisi bulan tersebut dengan memperbanyak membaca Al Qur’an
Bahkan sebagian ulama salaf menamakan bulan Sya’ban dengan bulan Al Qur’an, seperti Habib bin Abi Tsabit rahimahullah
Ketika memasuki bulan Sya’ban, dia langsung berseru, “Ini adalah bulan Al Qur’an”
Salamah bin Kuhail rahimahullah juga mengatakan hal yang sama, dia berkata,
“Dahulu bulan Sya’ban disebut dengan bulan Al Qur’an”
Kenapa para ulama salaf menamakan bulan Sya’ban dengan bulan Al Qur’an?
Tidak lain karena bulan Sya’ban adalah pengantar bulan Ramadhan
Sebagaimana dalam bulan Ramadhan kita dituntut untuk sibuk dengan membaca Al Qur’an, maka pemanasan aktivitas mulia tersebut sudah seharusnya dimulai sejak bulan Sya’ban
Bahkan Abu Bakar al-Balkhi memberikan perumpamaan bulan Sya’ban dan Ramadhan sebagai berikut,
“Bulan Rajab seperti angin, bulan Sya’ban bagaikan mendung dan bulan Ramadhan bagaikan hujan.
Siapa yang tidak menanam di bulan Rajab, lalu tidak menyiram tanamannya di bulan Sya’ban, maka jangan berharap ia bisa menuai hasil di bulan Ramadhan”
Dengan begitu, ketika berada di bulan Sya’ban hendaknya kita mengikuti jejak para sahabat Nabi ﷺ dan ulama salaf, dengan memperbanyak membaca Al Qur’an.
•
•
????Mari Memperbanyak Membaca Al Qur’an Di Bulan Syaban
Seorang ahli tafsir berkata,
“Kami sibuk dengan Al Qur’an maka kami dipenuhi keberkahan dan kebaikan di dunia.”
Dari pernyataan diatas sudahkah kita sibuk dengan Al Qur’an?
Apalagi kita sudah memasuki syaban sebentar lagi menuju ramadhan.
Sudahkah kita setengah jalan dalam mengkatamkan Al Qur’an atau justru kita kehilangan banyak waktu karena sibuk beralasan?
Mumpung masih belum terlambat, masih ada sisa waktu di bulan syaban ini, engkau harus senantiasa membacanya dari sekarang, bacalah baik dalam duduk, berdiri maupun berbaring
Jangan terus menerus beralasan...
Engkau bisa, engkau ada waktu, hanya saja, maukah engkau melawan hawa nafsumu? yang terus menggodamu dengan ini dan itu?
Engkau harus paksakan sekarang...
Bukankah sebentar lagi ramadhan akan datang dalam hitungan hari?
Ramadhan adalah bulannya Al Qur’an bukan bulan untuk bermalas-malasan
Bukankah engkau berjanji ingin banyak mengkhatamkan Al Qur’an di bulan ramadhan?
Bukankah engkau berjanji ramadhan tahun ini lebih baik lagi dari ramadhan yang lalu?
Ketahuilah, jika engkau tidak memaksakan diri untuk membaca Al Qur’an dari sekarang, engkau akan kehilangan banyak kebaikan, keberkahan dan pahala yang besar karena malas melatih diri mengkatamkan Al Qur’an di bulan syaban.
Abu Zunad rahimahullah berkata,
“Aku keluar waktu sahur menuju masjid Rasulullah ﷺ dan tidak melewati rumah kecuali ada yang membaca Al Qur’an disana”
Maka mintalah pertolongan kepada Allah agar engkau istiqomah membaca Kitab-Nya.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan memberikan kita hidayah.
“Ya Allah, kami mohon agar Kau kuatkan kami untuk mengkatamkan kitab-Mu dan Kau anugerahkan kami untuk membacanya dan menghayatinya sesuai dengan keredhaan-Mu”
(gwa-da;wah-II).